Tahun Kerahiman

Tahun Kerahiman

Minggu Palma - 28 Maret 2010

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
MINGGU PALMA C/2010
Luk 10:28-40  Yes 50:4-7  Flp 2:6-11  Luk 22:14-23:56 (Luk 23:1-49)

PENGANTAR
          Pada hari Minggu Palma ini kita mendengarkan dua ceritera Lukas tentang Yesus. Yang pertama sebelum misa pada kesempatan pemberkatan palma-palma untuk menyambut kedatangan Yesus yang memasuki Yerusalem sebagai Raja. Rakyat berseru: Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!” (Luk 19:38).Yang kedua ialah Injil dalam Misa Kudus ini, yaitu kisah tentang penderitaan dan kematian Yesus di salib.- Dua ceritera Injil yang tampaknya seolah-olah bertentangan/kontras itu, ternyata sekaligus menunjukkan kepada kita arti kemenangan sejati Yesus sebagai Raja!

HOMILI
          Penuh gairah dan kegembiraan penduduk Yerusalem menyambut Yesus:“Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja  dalam nama Tuhan!
Kemudian berturut-turut dalam kisah penderitaan Lukas, Yesus sesudah disambut begitu hangat sebagai Raja, diceriterakan urutan apa saja yang dilakukan dan dialami Yesus:
  1. Mengadakan sakramen Ekaristi dalam Perjamuan Malam (Luk 22:15-20).
  2. Percakapan dan pesan Yesus kepada murid-murid-Nya (Luk 22:21-38).
  3. Tuduhan dan perlakuan kekerasan kepada Yesus di hadapan Mahka-mah Agung (Luk 22:63-71). Kemudian di depan Pilatus (Luk 23:1-6)
  4. Yesus di hadapan Herodes dan dihadapan Pilatus untuk kedua kalinya (Luk 23: 7-16).
  5. Kata-kata yang disampaikan Yesus kepada perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus untuk disalib (Luk 23:27-32).
  6. Ucapan seorang penjahat yang juga digantung di salib (Luk 23:39-41).
  7. Kematian Yesus (Luk 23:46, 47b-49).
    
Dari ceritera Lukas itu tampillah tokoh atau sosok Yesus sebagai pembawa damai, yang mengatasi permusuhan dan kemarahan orang-orang Yahudi, dan seluruh proses penghakiman atas diri-Nya yang berlawanan dengan hukum. Yesus tampil sebagai model tokoh rekonsiliasi, pengampunan dosa dan damai. Di tengah perjuangan maut dan penghakiman atas diri-Nya itu tampaklah kerinduan hati Yesus, yang mau mendatangkan kesatuan/persatuan. Yesus ternyata mampu membuat Pilatus dan Herodes rukun menjadi sahabat (Luk  23:12). Tergantung di salib Yesus mengampuni orang-orang yang menganiaya-Nya (Luk 23:34), bahkan ketika menghadapi wafat-Nya Yesus berjanji akan membawa salah seorang penjahat ke Firdaus!
Dalam kisah kesengsaraan Yesus itu Lukas mau menunjukkan kepada kita, bahwa Yesus sungguh tak bersalah (Luk 23:4.14-15.22).Yesus adalah korban kekuasaan jahat (Luk 22:3.31.53).Yesus mati untuk memenuhi ke-hendak Bapa-Nya (Luk 22:42.46). Lukas menekankan betapa besar kasih, belaskasihan dan daya penyembuhan Yesus (Luk 22:51; 23:43). Yesus tidak berjalan sendirian menuju kematian-Nya, melainkan ditemani oleh orang-orang lain, yang mengikuti Dia memanggul salib hidup-Nya! (Luk 23:26-31.49).
Kisah sengsara Lukas memperlihatkan, bahwa palma kemenangan dan salib penderitaan bukanlah suatu pertentangan atau kontradiksi. Di sinilah letak intisari atau jantung hati misteri, yang diwartakan kepada kita selama Pekan Suci ini! Yesus merelakan  diri dengan sukarela untuk menderita. Ia bukan dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan apapun yang lebih perkasa daripada diri-Nya sendiri. Yesus secara sukarela menghadapi salib, tetapi dalam kematian-Nya ternyata Ia menang!
Lukas juga memperkenalkan model-model peranan kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus. Yaitu suatu model sikap bagaimana kita dalam hidup kita masing-masing dapat menghayati penderitaan Yesus sebagai perjalanan menuju kebangkitan kita sendiri. Salah seorang teladan di antaranya adalah Simon dari Kirene, yang diminta membantu memikul salib Yesus (Luk 23:26). Sosok Simon ini adalah gambaran seorang murid Yesus: Simon memikul salib Yesus dan memanggulnya dengan “mengikuti Yesus”. Apa yang dilakukan oleh Simon dari Kirene itu adalah pelaksanaan dari apa yang dikatakan Yesus sendiri: “Barangsiapa tidak memikul salibnya, dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:27).
Marilah kita memasuki Pekan Suci ini dengan tekad dalam hati: Bila kita ingin hidup mengikuti jalan Yesus, kita harus mau dan bersedia menyediakan diri berbuat baik untuk kepentingan orang lain.

Jakarta, 28 Maret 2010
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...