Tahun Kerahiman

Tahun Kerahiman

Minggu Biasa III/C/2010 - 24 Januari 2010

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
MINGGU BIASA III/C/2010
Jakarta, 24 Januari 2010

Neh 8:3-5a.6-7.9-11   1 Kor 12:12-30   Luk 1:1-4; 4:14-21

PENGANTAR
          Bacaan pertama hari ini diakhiri dengan seruan: “Jangan bersusah hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan, sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu!”. Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan kita, bahwa kita semua bersatu dalam Kristus: “Kamu semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya”. Dan dalam Injil Lukas hari ini Yesus berkata: Aku diutus memberitahukan, bahwa tahun rahmat telah datang.

HOMILI
          Sangat menarik bagaimana Lukas menyusun ceritera Injil karangan-nya tentang Yesus. Ditulisnya, bahwa Yesus tampil di depan umum untuk melaksanakan tugas perutusan-Nya sesudah dicobai Iblis di padang gurun. Yesus dicobai tetapi mampu mengatasinya. Yesus yang lurus, tulus dan jujur hati-Nya inilah yang memperkenalkan diri sebagai Almasih kepada masyarakat-Nya di Nasaret. Menurut Yesaya Almasih datang untuk membe-rikan kabar baik kepada orang miskin, pembebasaan kepada orang tawanan, penglihatan kepada orang buta, pembebasan kepada orang tertindas (lih.Yes 61:1-2). Itulah tujuan kedatangan Almasih. Dan Yesus menambahkan penegasan-Nya, bahwa “tahun rahmat Tuhan itu telah datang!”
          Apakah makna “rahmat Allah sudah datang”? Dalam bahasa Injil lazim dipakai juga istilah “Kerajaan Allah sudah datang”. Kedua istilah itu artinya sama. Yesus Almasih sudah datang, bahkan Ia sudah menebus dan menyelamatkan dunia. Dan Ia juga sudah mendirikan Gereja-Nya untuk meneruskan pemberian rahmat Allah dan membangun Kerajaan-Nya. Tetapi kenyataannya sesudah 20 abad, rahmat Allah dan Kerajaan-Nya yang dimulai dengan kedatangan Yesus sebagai Almasih belum serba jelas.
Mengapa? Apa gerangan sebabnya?
Keadaan dunia kita sekarang ini, termasuk di negara kita, membuk-tikan bahwa rahmat Allah dan Kerajaan Allah memang tidak dapat dipahami atau disamakan dengan kenyataan dan hal-hal duniawi, materiil, yang serba tampak. Kata-kata Yesus: “Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarkanya” adalah pengakuan diri-Nya sebagai “Yang diurapi” Allah sebagai Almasih. – Tetapi pengertian orang-orang Yahudi sezaman-Nya tentang Almasih sangat berlainan! Mereka menggambarkan perubahan keadaan dunia sebagai Kerajaan Allah langsung terjadi: aman, makmur, damai sejahtera, tidak ada perpecahan, permusuhan, balas dendam.
          Yesus datang mewartakan, melaksanakan dan memberikan kerajaan rohani, spirituil, bukan jasmani, materiil. Karena itu 20 abad yang lalu maupun sekarang ini, kerajaan Allah menurut gambaran materialistis belum tampak nyata. – Inilah  ketegangan penghayatan kepercayaan, yang harus kita miliki dan hayati sebagai orang beriman Ketegangan akan Kerajaan Allah yang sudah ada dan yang belum ada. Kerajaan Allah ada dalam diri Yesus Kristus, dalam pewartaan-Nya, dalam karya penyelamat-Nya, yang disertai dengan tanda-tanda kebenarannya, seperti penyembuhan orang sakit, memberi makan dan minum kepada orang yang lapar dan haus, mengusir roh jahat atau setan, bahkan membangkitkan kembali orang mati. – Kita tidak tahu, - Yesus pun mengatakan bahwa Ia tidak tahu - , berapa lamanya masa ketegangan yang harus kita alami dalam waktu antara “sudah adanya” dan “belum adanya” kepenuhan penyelenggaraan “rahmat Allah” dan “Kerajaan Allah” yang tengah berlangsung.
          Dengan latar belakang inilah Injil Lukas hari ini ingin mengingatkan kita dan menegaskan bahwa:
  1. Iman kita kepada Yesus bukanlah sekadar suatu pengetahuan atau ilmu, melainkan suatu keyakinan, bukan paksaan, bahwa Ia sungguh Almasih atau Penyelamat kita, seperti dibuktikan-Nya lewat ajaran, hidup, sikap dan perbuatan-Nya.
  2. Keselamatan kita sudah dimulai, memang belum sepenuhnya, namun pasti. Tetapi untuk dapat diselamatkan, kita harus terus menerus mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, bukan secara ikut-ikutan. Iman kita harus diuji kesungguhannya.
  3. Bukan hanya secara fisik, jasmani, materiil, tetapi juga dan terutama secara rohani, spirituil dan batin, kita harus tahu dan merasa, - seperti disebut oleh Yesus - , bahwa kita adalah miskin, tawanan, buta, tertindas, rohaniah ataupun jasmaniah! Hanya orang yang merasakan kekurangannya itulah yang akan diselamatkan.

Jakarta, 23 Januari 2010
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...