Malam Paskah C/2010
Rm 6:3-11 Luk 24:1-12
PENGANTAR
Lukas dalam Injil karangannya menceriterakan " Kebangkitan Kristus "
dalam tiga tahap: 1. Tentang makam yang kosong (ay. 1-12). 2. Ten-tang
pengalaman dan percakapan dua murid Yesus dengan Kristus yang su-dah
bangkit (ay.13-35). 3. Tentang kehadiran Yesus Kristus yang bangkit di
tengah murid-murid-Nya. Dan sekarang pun Kristus yang satu dan sama,
yang telah bangkit itu, hadir juga di tengah-tengah kita yang
merayakan-Nya
HOMILI
Orang-orang perempuan: Maria
Magdalena, Yohana, Maria ibu Ya-kobus, dan beberapa lainnya, melihat
makam Yesus kosong. Mereka itu di-sapa dua orang yang berkata: "Mengapa kamu mencari Dia, yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit" . Sapaan dan penegasan kedua orang kepada perempuan-perempuan itu juga ditujukan kepada kita. Ternyata peristiwa dramatis dan tragis yang terjadi dalam Jumat Suci tidak berakhir dengan kematian Yesus! Ternyata
sejarah penyelamatan umat manusia, yang ditulis Tuhan belum selesai.
Masih ada hari esok, bukan hanya hari kemarin. Makam orang mati bukanlah
tempat terakhir bagi manusia! Sapaan dan penegasan kedua orang di makam
Yesus kepada perempuan-perempuan itu mengubah kesedihan mereka menjadi
kegembiraan. Kegembiraan mereka itu harus diteruskan dan bergema di
da-lam hati kita sekarang ini juga!
Malam Paskah ini bagi kita harus
menjadi peringatan, undangan dan ajakan untuk menyakinkan dan
menyadari, bahwa apa yang terjadi 20 abad lalu, yaitu kebangkitan
Kristus, sekarang pun terjadi. Kita ini ibaratnya adalah
perempuan-perempuan yang juga mendengar: "Ia, Yesus, sudah bang-kit!"
Sangat mengherankan, bahwa saksi-saksi pertama tentang Yesus yang telah
bangkit bukanlah murid-murid yang kemudian menjadi Rasul-Rasul-Nya.
Bahkan tertulis: "Bagi mereka (murid-murid Yesus)
perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak
percaya kepada perempuan-perempuan itu". Di sini terbuktilah, bahwa
makna keselamatan manusia lewat penderitaan, kematian dan kebangkitan
Yesus bukan tergantung pada kemampuan budi, otak, kepandaian, kedudukan
atau jabatan, melainkan pada iman/kepercayaan!
Seperti dalam tulisan "Renungan
Paskah", Mgr. I. Suharyo, Uskup Koajutor KAJ, dalam harian KOMPAS,
Sabtu, 3 April 2010, ini mengajak kita untuk "mengaktualkan 'Ingatan Bersama' "
akan apa yang sudah per-nah kita yakini dalam iman kita. Demikianlah
yang dialami pengikut-pengikut Yesus ketika menghadapi kebangkitan-Nya.
Yesus sudah menegas-kan, bahwa Ia harus menderita dan mati, namun akan
bangkit kembali. Ternyata perempuan-perempuan seperti Maria Magdalena
dan beberapa lainnyalah yang ingat akan kata-kata Yesus, sedangkan
calon-calon rasul-Nya justru tidak! Memang, kebangkitkan hanya mungkin
bagi orang yang percaya, bukan tergantung dari kemampuan, bakat dan
kedudukan apapun juga.
Bukankah kebangkitan Yesus
begitu berarti bagi hidup kita, baik bagi kita pribadi/perorangan maupun
dalam hidup dan karya kita bersama? Berkali-kali kita menghadapi batu
penutup makam kesulitan hidup kita. Kerapkali tiada orang dapat menolong
menggulingkannya, dan kita kehilangan harapan. Mengapa? Karena
harapan kita tidak berlandasan pada iman sejati/otentik. Iman kita hanya
percaya kepada hal-hal yang besar, hebat, mukjizat . Padahal iman sejati menuntut kepercayaan, penyerahan diri dan keataatan, bukan perhitungan !
Di tengah Gereja Makam Suci di Yerusalem terletaklah makam Yesus dan sekaligus tempat kebangkitan Kristus. Tetapi Kristus tidak ada di sana. Ia ada di tengah-tengah kita! Di
sekitar dan di sekeliling Makam Suci di Yerusalem masih tersimpan dan
sampai sekarang masih ada dan terjadi sisa-sisa pertentangan,
pertengkaran, permusuhan, hari demi hari. Tetapi malam hari ini, pada
saat Kristus menghancurkan genggaman maut, kita dalam hati yang percaya
dan yakin, bahwa Allah akhirnya adalah pemenang atas segalanya! Kita
diajak meyakinkan diri, dan percaya dengan segenap hati, bahwa bagaimana
pun juga di sekeliling Makam Suci Yesus di Yerusalem di seluruh dunia
masih ada makam-makam yang kosong. Di mana-mana kebangkitan Yesus
membuka dan menggulingkan batu-batu penutup makam kita semua untuk ikut
bangkit bersama Dia.
Apa pesan Paskah kepada kita sekarang ini? Bagi kita di Paroki MBK, di KAJ, " marilah
kita bangkit bersama untuk bekerja sama melawan kemiskinan!". Mari kita
menggulingkan batu-batu penutup makam kita, agar dapat bangkit menjadi
pengikut Yesus Kristus sejati. Amin.
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
Jakarta, 3 April 2010