Antara Etika vs Pandai Matematika

Mengajarkan anak beretika sejak dini lebih baik dari pada mengajarkan etika diusia dewasa.

Alkisah Sebuah Pohon Alpukat dan Benalu

Setiap orang yang meremehkan dosa kecil sekalipun, akan terjerat oleh dosa yang lebih besar lagi.

Sekawanan Angsa dan Badai Salju

Jika aku bisa menjadi salah satu dari mereka, maka aku pasti bisa menyelamatkan mereka.

Kisah Anak Penyemir Sepatu

Mulai sekarang, tidak ada satupun yang tidak ingin saya buat bagi Bapak. Semuanya saya mau lakukan untuk menyenangkan hati Bapak

Prosedur Perkawinan Gereja Katolik

Jika Anda adalah pasangan yang akan menerimakan Sakramen Perkawinan, atau akan menikah secara Katolik maka silahkan membaca artikel ini.

Tahun Kerahiman

Tahun Kerahiman

Kasih Harus Disertai Dengan Tindakan Nyata




Kisah Kakek dan Nenek
Seorang kakek menyuapi istrinya (sang nenek) yang sedang sakit.
Memang sangat menyentuh dan menurut saya inilah saat paling romantis dalam hidup sepasang manusia .
Apalah arti kata
“ I Love U “
bila hanya sebatas di mulut tanpa tindakan nyata??
¤ Saling menjaga,
¤ Mengasihi dan
¤ Janji setia tuk seumur hidup..
hanya dengan seorang pria/wanita sebagai "pasangan"

Si Kakek ini Seumur hidupnya Ia tak pernah mengucapkan,
"I LOVE YOU" dalam bahasa verbal apapun.

Ketika Si Lelaki (kakek itu) itu melamar...
Si Wanita (si Nenek), hanya 3 kata yang diucapkan: "Percayalah kepada Saya",

Ketika si Istri melahirkan anak Perempuan pertama..
si Lelaki mengatakan: "Maaf sudah menyusahkan Kamu".

Ketika Anak Perempuannya Menikah, si Istri merasa kehilangan.. dan si Suami ini hanya merangkul dia, dengan mengatakan: "Masih ada Saya".

Ketika si Nenek itu sedang Sakit Parah...
Ia mengatakan kepadanya: "Saya akan selalu ada disampingmu".

Ketika si Nenek sakitnya makin parah dan akan meninggal... si Kakek hanya mengatakan kepada istrinya: "Kamu Tunggu Saya ya!"

Seumur hidup, Ia tidak pernah sekalipun mengucapkan: "Aku cinta padamu",

Tetapi "CINTA" nya tidak pernah meninggalkan dia, Cintanya diwujudkan dalam hidup keseharian mereka, seumur hidup:
¤ Tindakan dan
¤ Perbuatannya selalu penuh dengan CINTA.

Walaupun sulit menemukan pasangan seperti dongeng ini,tapi saya percaya pasti ada pasangan-pasangan lain yang demikian kuat rasa Cintanya di dunia ini..

Semoga demikian pula untuk semua pasangan yang sudah memutuskan untuk hidup bersama.

Karena dengan anda memutuskan untuk menikahi pasangan anda maka itu berarti Kontrak Seumur Hidup sudah dimulai termasuk semua konsekwensinya

Jadilah kakek dan nenek ter-Romantis versi anda masing-masing...

Selamat membangun Rumah Tangga yang anda harapkan, semoga berbahagia selamanya.

Novena Kepada Hati Kudus Yesus

Novena Kepada Hati Kudus Yesus
(Novena ini dilakukan setiap hari 9X,
berturut-turut pada jam yang sama)

Ya Yesus, Engkau berkata:
"Mintalah maka akan diberkan kepadamu,
carilah maka kamu akan mendapat;
ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu."

Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu
tersuci aku memanggil Engkau,
aku mencari dan memohon kepada-Mu
untuk mendengarkan permohonanku ini.
(Sebutkan karunia yang anda minta)
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Apa saya yang kau minta kepada Bapa-Ku dengan
nama-Ku. Dia akan memberikannya kepadamu."

Aku memohon dengan rendah hati dan penuh
kepercayaan dari Bapa Surgawi dalam nama-Mu,
dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci,
untuk mengabulkan permohonanku ini.
(Sebutkan permohonan anda)
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Langit dan bumi akan musnah,
tetapi Sabda-Ku tidak akan musnah."

Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci,
aku percaya bahwa permohonanku akan dikabulkan
(Sebutkan permohonan anda)
Yesusku, Tuhan jiwaku, Engkau berjanji bahwa
Hati Kudus-Mu akan menjadi laut kerahiman
bagi orang-orang yang berharap pada-Mu,
aku sungguh percaya bahwa Engkau
akan mengabulkan apa yang aku minta,
walaupun itu memerlukan mukjizat.
Pada siapa aku akan mengetuk
kalau bukan pada hati-Mu.
Terberkatilah mereka yang berharap pada-Mu.
Ya Yesus, aku mempersembahkan kepada Hati-Mu
(penyakit ini, jiwa ini, permohonan ini).
Pandanglah dan buatlah apa yang hati-Mu kehendaki.
Ya Yesus, aku berharap pada-Mu dan percaya,
kepada-Mu aku mempersembahkan diriku,
di dalam Engkau aku merasa aman.
(1x Bapa Kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ...)
Hati Kudus Yesus, aku berharap pada-Mu
(Ulangi 10x dengan penuh semangat)
Ya Yesus yang baik, Engkau berkata:
"Jika engkau hendak menyenangkan Daku,
percayalah kepada-Ku.
Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku,
berharaplah pada-Ku selalu."

Padamu Tuhan, aku berharap,
agar aku tidak binasa selamanya.
Amin.
  

Doa Kepada Hati Kudus Yesus
Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku, segala keingiananku dan semua yang Kauserahkan kepadaku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan.
Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidaktentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidiup maupun yang sudah meninggal, yang menyebabkan kesedihan kami. Tetapi kami dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihanilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amin.


Devosi Kepada Hati Kudus Yesus
Hati Kudus Yesus, Hati yang penuh Cintakasih, setiap anak yang datang mengaku dengan sungguh karena penuh dosa dan kelemahan, maka Engkau akan tergerak dengan penuh belas kasihan. Ampunilah kami yang senantiasa melukai Hati KudusMu. Aku dengan semua kelemahan diriku menyerahkan hatiku seutuhnya kepadaMu. Ya Yesus jadilah Juruselamat dan Raja pribadiku seutuhnya. Aku membuka hatiku lebar lebar dengan penuh kerinduan padaMu. Masukilah hatiku ini, walaupun nista isinya dan kotor pelatarannya, bahkan hatiku yang rusak dan penuh luka ini. Aku percaya akan penyelenggaraanMu yang senantiasa mengasihi aku terlebih dahulu. Karena Engkau Tuhan, sesungguhnya Engkau memang tidak membutuhkan kasihku, tetapi apa yang selama ini ku rindukan adalah: aku mengasihiMu Allahku, dan diriku kupersembahkan seutuhnya kepadaMu. Inilah permohonanku .......... Maka ampunilah kami dan seluruh dunia ini yang senantiasa melukai Hati KudusMu, ya Tuhan.
Kemuliaan ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ...
Kemuliaan ...


Litani Hati Kudus Yesus
Tuhan kasihanilah kami
   Tuhan kasihanilah kami
Kristus kasihanilah kami
   Kristus kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami; Kristus dengarkanlah kami
   Kristus kabulkanlah doa kami
Allah Bapa di surga,                                            kasihanilah kami.
Allah Putra, Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa,
Hati Yesus yang Mahakudus,
Hati Yesus Putra Bapa kekal,
Hati Yesus yang di wujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan Bunda Perawan,
Hati Yesus yang dipersatukan dengan Sabda Allah dalam satu wujud,
Hati Yesus yang mulia tak terbatas,
Hati Yesus Bait Kudus Allah,
Hati Yesus Kemah Allah dan Pintu Surga,
Hati Yesus Perapian Cinta Kasih yang bernyala-nyala,
Hati Yesus Perbendaharaan Keadilan dan Cinta Kasih,
Hati Yesus Lubuk penuh keutamaan,
Hati Yesus amat patut dipuji-puji,
Hati Yesus Raja dan pusat segala hati,
Hati Yesus tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan,
Hati Yesus tempat tinggal keallahan seluruhnya,
Hati Yesus yang berkenan kepada Bapa,
Hati Yesus yang kaya raya dan murah hati kepada kami,
Hati Yesus kerinduan bukit-bukit yang kekal,
Hati Yesus yang murah hati bagi semua orang yang berseru kepada-Mu,
Hati Yesus sumber kehidupan dan kesucian,
Hati Yesus kurban pelunas dosa kami,
Hati Yesus yang ditimpa penghinaan,
Hati Yesus yang taat sampai mati,
Hati Yesus yang tertusuk dengan tombak,
Hati Yesus sumber segala penghiburan,
Hati Yesus kehidupan dan kebangkitan kami,
Hati Yesus pokok damai dan pemulihan kami,
Hati Yesus kurban untuk orang berdosa,
Hati Yesus keselamatan bagi orang yang berharap kepada-Mu,
Hati Yesus pengharapan orang yang meninggal dalam Engkau,
Hati Yesus kesukaan orang kudus,
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   sayangilah kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   kasihanilah kami.
Yesus yang lembut dan murah hati,
   jadikanlah hati kami seperti hati-Mu.
Marilah berdoa
Allah yang Mahakuasa dan kekal, terimalah segala pujian dan penghapusan dosa yang dipersembahkan Hati Yesus kepada-Mu atas nama semua orang berdosa. Sudilah Engkau mengampuni dosa-dosa umat-Mu, yang memohon belas kasih-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Doa Silih Kepada Hati Yesus Yang Mahakudus

Yesus yang penuh kasih, Engkau begitu mengasihi dunia ini. Tetapi betapa kami sering mengabaikan kasih-Mu. Maka kami akan melakukan sHih atas segala kelalaian dalam hidup kami yang amat melukai hati-Mu.
U = Hati Yesus yang mahakudus, jangan memperhitunghan. dosa kami.
Kami mohon ampun atas dosa-dosa yang amat memalukan. Kami akan melakukan silih bagi mereka yang tegar hati dalam ketidakpercayaan, bagi mereka yang meninggalkan Terang, dan bagi yang tersesat seperti domba yang tanpa gembala, dan juga bagi mereka yang mengingkari janji baptisnya, dan yang menghindari beban ringan perintah-Mu.
U = Hati Yesusyang mahakudus, jangan memperhitungkan dosa kami.
Kami ingin melakukan silih atas segala dosa masyarakat kami, atas nafsu liar dan rendah, atas kecurangan, umat-Mu, atas sikap tak peduli dan sumpah serapah, atas sikap melawan Gereja-Mu, atas sikap tidak hormat dan penghinaan terhadap kasih-Mu dalam Sakramen Makudus, dan atas pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum-Mu.
U = Hati Yesus yang mahakudus, jangan memperhitungkan dosa kami.
itulah dosa-dosa yang menyebabkan Engkau wafat. teetapi kami ingin ikut ambil bagian dalam penebusan-Mu dengan membawa ke altar kurban .hidup yang Kaulaksanakan di salib. Kami juga ingin ikut serta dalam penderitaan Santa Perawan Maria, para kudus, dan seluruh Gereja-Mu.
U = Hati Yesus yang mahahudus, jangan memperhitungkan dosa kami.
Karena rahmat-Mu kami ingin melakukan silih atas dosa-dosa kami, dan juga atas dosa-dosa orang lain. Kami akan melakukan silih dengan menjadi orang yang teguh iman, dengan hidup suci, dan dengan setia kepada hukum Injil, yang hukum utamanya adalah Kasih.
U = Hati Yesus yang mahakudus, jangan memperhitungkan dosa kami.
Kami juga berjanji untuk melakukan yang terbaik agar orang-orang tidak menghina Engkau, dan agar orang-orang mengikuti Engkau.
U = Hati Yesus yang mahakudus, jangan memperhitungkan dosa kami.
Yesus Tuhan, terimalah ungkapan cinta kasih kami ini berersama dengan doa-doa Santa Perawan Maria, yang berdiri di dekat salib-Mu, yang menjadi teladan dalam berbuat silih. Jagailah kami agar setia sampai mati.
Bimbinglah kami agar setia kepada-Mu dan tuntunlah kami agar dapat masuk ke tanah terjanji di surga, tempat Engkau bersama Bapa dan Roh Kudus hidup dan meraja sepanjang masa.
U = Hati Yesus yang mahahudus, jangan memperhitunghandosa kami

Arti Devosi Kepada Bunda Maria

Definisi Devosi dan Inti Devosi Kepada
Bunda Maria Dalam Tradisi Iman Gereja Katolik
 
I. DEFINISI:
        Devosi Marial (hyperdulia) adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi (bdk.LG No. 66) Setelah mendapat khabar gembira dari Malaikat Tuhan (Lukas 1:26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Yes, from this day forward all generations will call me blessed, for the Almighty has done a great things for me" (Lukas 1:48).
        Secara singkat kita dapat menyebut beberapa alasan pokok mengapa Maria dapat dihormati khusus dan dapat dimintakan pengantaraan doanya oleh umat beriman:
  • Pertama, Maria dipilih Tuhan secara istimewa untuk menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus juru selamat manusia. Pemilihan yang istimewa ini sangat dirasakan akibatnya yang membahagiakan oleh Gereja sepanjang masa.
  • Kedua, seperti yang dijelaskan oleh Lumen Gentium No.62, keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung terus tanpa putus, mulai dari persetujuan yang diberikannya dengan setia pada saat menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel dan yang dipertahankannya tanpa ragu sampai di kaki salib sampai kepada kesempurnaan abadi semua orang beriman. Karena setelah diangkat ke surga, Maria tidak meninggalkan tugas ini, melainkan melanjutkannya melalui peraantaraan limpah dengan memberikan kita anugerah keselamatan abadi. Hal itu menunjukkan bahwa peran Maria dalam tata penyelamatan tetap aktual sepanjang sejarah Gereja tanpa terhenti oleh hilangnya Maria secara fisik dari panggung sejarah dunia. Karena itu Maria sungguh melebihi segala makluk di surga maupun di bumi, dan keunggulan ini sekaligus menjadi alasan bagi umat beriman untuk memuji, mencinta khusus, mengagumi dan menghormati Maria sambil meneladani dan memohon bantuan pengantaraan doanya pada Allah.
II. INTI DEVOSI KEPADA MARIA:
     Kalau diperiksa dengan teliti, maka kita akan menemukan tiga elemen yang membentuk kesatuan inti devosi kepada Maria, yaitu: puja-puji Maria, mencontoh Maria dan memohon bantuan pengantaraan doa Maria.
  • Memuji Maria
Puja-puji merupakan salah satu elemen inti devosi kepada Maria. Kitab Suci sendiri mencatat pujian Elisabet dan anak dalam rahimnya sebagai pujian paling pertama bagi Maria: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai IBU TUHANKU datang mengunjungi aku?...anak di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang telah percaya" (Luk 1:42-45). Dalam devosi marial, umat beriman, sama seperti dilakukan Eliabeth dan anak dalam rahimnya, mengagumi dan menghormati Maria karena perannya menjadi ibu Tuhan, Bunda Mesias. Bunda Maria dipuji karena karya agung Allah dalam diriNya. Maria tidak dihormati seakan dia berprestasi atas usaha-usahanya sendiri, melainkan karena di dalam dia Allah berkarya secara luar biasa St. Chrisostomus memberikan contoh tentang bagaimana dan apa alasan Maria dipuji: "Sungguh pantas dan wajarlah kami memuji dikau, o Bunda Allah yang amat kudus, suci murni dan bunda Tuhan kami. Kami menghormati engkau yang seharusnya dipuji melebihi Kerubim dan Seraphim. Engkau yang tanpa kehilangan keperawananmu melahirman Sabda Tuhan. Engkaulah sungguh-sungguh Bunda Allah.
  • Mencontoh Maria
Dalam devosi marial, kita tidak hanya cukup sampai pada sikap heran, kagum dan puji Maria karena karya Agung Allah dalam dirinya, tapi kita, umat beriman juga harus mencontohi Maria sebagai citra dalam hal iman, cintakasih persatuan yang sempurna dengan Kristus. Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah typos Gereja (gambaran Gereja), gambaran umat beriman dalam perjalanan menuju Allah. Itu berarti dalam usaha menjawab panggilan Allah, kita bisa belajar pada Maria tentang bagaimana menjawab panggilan Allah dan hidup seturut firmanNya, tentang bagaimana mengikuti Yesus secara sempurna, dan bagiamana melaksanakan kehendak Allah dengan setia.
  • Memohon pengantaraan doa Maria:
Di samping memuji dan mencontohi berbagai keutamaan Maria, umat beriman dapat berdoa kepada Maria. Akan tetapi diusahakan sekian sehingga doa-doa itu tidak bercorak seakan-akan Maria dapat menganugerahi sesuatu tanpa diketahui Allah sendiri. Doa kepada Maria lebih berarti  DENGAN ALLAH. Tentang ini St. Thomas Aquninas menjelaskan, doa dalam artinya sebenarnya memang hanya ditujukan kepada Allah karena hanya Allah yang patut disembah. Selain itu doa kita dimaksudkan untuk memperoleh rahmat yang hanya bisa diberikan oleh Allah seorang diri. Tapi kalau doa-doa kita ditujukan kepada para malaikat dan orang kudus, maka hal itu terjadi karena mereka sudah dipersatukan secara erat dengan Allah dan doa-doa kita akan menjadi lebih efektif melalui doa-doa dan jasa kepengantaraan mereka. Jadi para kudus sendiri tidak mengabulkan doa kita, tapi mereka dapat mendoakan kita pada Allah, atau menyampaikan doa-doa kita kepada Allah.

III. MACAM-MACAM GEJALA PRAKTEK DEVOSI MARIAL:
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka diperkirakan bertumbuhlah kepercayaan akan perlindungan Maria dan bentuk-bentuk devosi kepadanya, seperti:
A. Doa kepada Maria:
Seperti Doa Salam Maria, Sabtu sebagai Hari Maria dan Mei sebagai Bulan Maria.
  1. Doa Salam Maria:
Doa salam Maria berasal dari Salam Malaikat Gabriel (Lk 1:28) dan pujian Elisabet (Lk 1:42). ada abad ke-VI untuk pertama kalinya di Gereja Timur (Yunani) "Salam Malaikat Gabriel dan pujian Elisabeth" digabungkan: "Salam Maria penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau di antara semua wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus". Rumusan doa ini dijadikan sebagai doa antiphon dan didaraskan secara berulang-ulang. Baru setelah beberapa tahun kemudian, antiphon yang berasal dari salam malaikat dan Elisabeth ini disatukan dengan doa permohonan Gereja (umat beriman): "Santa Maria Bunda Allah, doakan kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin."
  1. Sabtu sebagai Hari Maria:
Pada abad yang sama (IV) Hari Sabtu juga dipersembahkan kepada Maria untuk mperingati kedukaan Maria yang sangat dalam atas kematian PuteraNya Yesus Kristus.
  1. Mei sebagai Bulan Maria:
Mei masih merupakan bagian musim semi untuk Eropa. Karena itu umat Eropa dulu mempersembahkan bulan Mei kepada Maria agar bunga-bunga yang bersemua pada bulan ini mendorong kita untuk merenungkan kelimpahan harta rohani Bunda Maria. Seperti bunga-bunga musim semi menghiasi bumi, demikian juga umat beriman diharapkan secara alamiah bagai bunga-bunga bersemi menghormati maha pencipta bersama Maria.

B.  Empat Antipon Utama Maria:
1. Alma Redemtoris Mater:

  • dinyanyikan pada masa Adventus.
  • dalam lagu ini Maria dipuji sebagai "gerbang surga dan bintang laut" karena menerima salam malaikat Gabriel dan akan melahirkan penebus manusia.
2. Ave Regina Caelorum

  • dinyanyikan sejak masa natal sampai pekan suci.
  • Isinya: semacan ajakan atau rayuan umat beriman agar Maria sudi bergembira bersama Gereja atas karunia penebusan melalui Yesus Kristus.
3. Regina Caeli

  • dinyanyikan pada masa paska.
  • Isinya: ajakan umat beriman agar Maria bergembira bersama Gereja atas kebangkitan Puteranya Yesus Kristus dari kematian
4. Salve Regina:

  • dinyanyikan pada masa biasa setelah masa paska sampai sebelum adventus.
  • Isinya: maria dipuji sebagai bunda pemurah, dan harapan umat beriman. Maria diyakini sebagai pembela umat beriman pada pengadilan terakhir di hadapan Kristus sebagai HAKIM pada akhir jaman.
C. Litani St. Maria:
Dalam doa litani, Maria diberi gelar dan nama yang bermacam-macam, dan kemudian dia dipuji berdasarkan gelar-gelar itu.


D. Doa Rosario

IV. DOA ROSARIO DAN SEJARAHNYA:
  1. Definisi:
Doa Rosario: doa kepada atau melalaui Maria dengan mendaraskan 150 kali Salam Maria sambil merenungkan peristiwa-peristiwa inti hidup Yesus dan Maria sambil menghitung biji rosario (to keep truck).
  1. Rosario dalam sejumlah agama:
Kebiasaan berdoa dengan menggunakan hitungan biji-bijian sudah sangat tua usianya.
    • Orang peru kuno sudah memakai hitungan manil-manik dalam doa mereka.
    • Di Ninive (abad IX BC) ditemukan angka pahatan yang memperlihatkan sebuah untaian manik-manik.
    • Orang Islam, Hindu, Bunda di Cina, India dan Jepang sudah lama mengenal kebiasaan berdoa sambil memakai hitungan biji-bijian.
    • Umat Islam khususnya mengenal doa yang disebut "doa tasbih", yaitu doa yang terdiri atas sebuah untaian 99 butir untuk menyebut nama Allah yang Mahaesa.
    • Tasbih yang sama sudah ada pada umat Kristen Timur (Yunani) sejak lama yang mengulang-ulang doa pendek tertentu dengan menyebut nama Allah dan Yesus Kristus.
    • Rangkaian doa tasbih ditemukan dalam kubur Santa Getrudis dari Nivella pada abad yang ke IV.
    • Para pertapa di padang gurung dulu juga biasa memakai hitungan biji tasbih dalam doa mereka. Para pertapa itu mempunyai sebuah bakul yang berisikan kelereng yang berfungsi untuk menghubungkan doa-doa mereka yang mereka ucapkan setiap hari.
Itu berarti, pemakaian hitungan biji tasbih dalam doa-doa sudah sangat tua usia nya dan merupakan suatu gejala umum pada setiap agama, dan umumnya bertujuan untuk MENGHITUNG DOA-DOA TERTENTU SEHINGGA MUDAH DIDARASKAN BERSAMA DAN UNTUK MENCIPTAKAN KONSENTRASI WAKTU BERDOA.
  1. Doa Rosario pada Abad Pertengahan:
"Rosario" berasal dari kata bahasa Latin "rosa", artinya "bunga mawar". Sedangkan "rosario" artinya "rangkaian atau untaian karangan bunga mawar". Di Eropa dulu (dan sampai sekarang), bunga mempunyai arti yang sangat penting. Bunga bisa diberikan kepada seseorang sebagai tanda cinta, sayang atau hormat.Pada abad pertengahan khususnya, seorang hamba mempunyai kebiasaan merangkaikan karangan bunga mawar untuk kemudian dipersembahkan kepada tuannya. Diperkirakan bahwa umat Kristen pada zaman ini secara imitatif mengambil alih kebiasaan ini. Dalam devosi kepada Maria, umat Kristen menyadari diri sebagai hamba-hamba Maria. Lalu sebagai pelayaan Maria, mereka merangkaikan bunga mawar (wreaths and crowns of roses) untuk dipersembahkan kpd Maria. Demikianlah devosi marial pada abad pertengahan berpusat pada simbol bunga mawar. Caranya: Umat Kristen merangkaikan bunga mawar itu semacam mahkota, lalu meletakannya di rumah ibadat di depan gambar atau patung St. Maria. Dalam proses merangkaikan bunga mawar itu, mereka mengucapkan litani pujian kepada Maria. Dengan itu tidak terlalu sulit untuk memahami bahwa biji tasbih atau mani-manik yang sekarang lebih dikenal dengan nama BIJI ROSARIO merupakan perkembangan untaian mahkota bunga mawar itu.
  1. Hubungan Doa Rosario dan 150 Mazmur Daud:
Pada mulanya doa Gereja perdana berpusat sekitar 150 mazmur Daud. Pada jaman Renainsance pada umumnya umat beriman, yang dapat membaca, memiliki buku doa mazmur. Pada rahib biasanya membagi 150 mazmur itu atas tiga bagian berdasarkan atas tiga pembagian waktu doa yaitu pagi, siang dan malam., sehingga menjadi 3 kali 50 mazmur. Sedangkan umat beriman, yang tidak dapat membaca, dapat mendaraskan 150 kali Doa Bapa Kami dan Salam Maria sebagai ganti 150 mazmur Daud ( 3 kali 50) dalam waktu sehari. Dan untuk menjamin konsetrasi dalam berdoa, mereka memakai bantuan hitungan tasbih. Dengan demikan, pada mulanya doa rosario menjadi doa pengganti doa mazmur bagi saudara-saudara yang tidak dapat membaca. Sebab itu, waktu kerap kali doa Rosario disebut "Kitab mazmur Maria" (the Psalter of Our Lady). Doa Rosario dalam paralelitasnya dengan doa Mazmur dapat dirincikan sebagai berikut:
  • "Bapa Kami" sebagai pengganti Antiphon mazmur,
  • Sepuluh kali doa "Salam Maria" berperan sebagai pengganti pendarasan Mazmur,
  • dan "kemuliaan kepada Bapa..." berperan sebagai doa tanggapa
  1. Bulan Oktober sabagai Bulan Rosario:
Semangat dan minat umat Kristen Katolik terhadap doa rosario mendorong sejumlah Paus untuk menetapakan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Paus Leo XIII secara resmi yang secara resmi menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario, menulis: "Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan paneh buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas." Pada tahun 1883, dalam Eksikliknya "Supremasi Apostolatus" Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario bagai semua Gereja Kristen Katolik. Pada tahun 1885 malah Paus ini mengatakan bahwa umat dapat memperoleh indulgensi dengan berdoa Rosario pada bulan Oktober. Dalam sebuah suratnya, Paus Leo XIII lagi-lagi mengijinkan para petani, yang pada umumnya sangat sibuk mengumpulkan panenan pada bulan Oktober, untuk menunda berdoa Rosario pada bulan November atau Desember.
  1. doa rosario dan Tarekat Dominikan: Ada yang berpendapat bahwa Doa Rosario ditemukan (diciptakan) oleh Tarekat Dominikan di bawah pimpinan Alanus De Rupe. Pendapat ini tidak benar seluruhnya. Tapi yang jelas bahwa dalam sejarah Gereja, Tarekat Dominikan dikenal berjasa dalam menyebarluaskan dan mempopulerkan Doa rosario di sebagian besar wilayah Eropa pada Abad Pertengahan. Pada tahun 1470 Alanus de Rupe (Dominikan) mendirikan sebuah Tarekat Religius bernama "Serikat Mazmur Yesus dan Maria" (Conferternity of the Psalter of Jesus and Mary". Di dalam dan melalui tarekat ini Alanus de Rupe menunjukan semangat dan kecintaannya yang sangat besar kepada Bunda Maria.Pada abad yang sama di Eropa, terutama di Perancis dan Italia, munculah sebuah kelompok heretis yang disebut Kaum Albigensis. Malalui kothbah yang berapi-api dan semangat doa yang tinggi, termasuk secara khusus doa-doa kepada Bunda Maria, Alanus de Rupe dan kaum biarawan Dominikan lainnya berhasil mentobatkan kaum Albigensis dan membawa mereka kembali kepada ajaran Gereja yang benar.

Rm. Alex Jebadu, SVD

Pengertian Adorasi Ekaristi

“Ditengah dunia yang penuh kebisingan dan kegalauan, dibutuhkan keheningan Adorasi kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Bertekunlah dalam doa Adorasi dan ajarkanlah pada umat beriman. Adorasi adalah sumber kelegaan dan terang, terutama bagi mereka yang menderita”
Paus benediktus XVI – dalam pertemuaan dengan para imam dalam kunjungan pastoral ke Polandia, 25 Mei 2006

Dalam Tahun Ekaristi ini, Bapak Uskup Agung Jakarta mengajak seluruh umatnya untuk semakin bertumbuh memperdalam iman dan cintanya kepada Yesus Kristus khususnya melalui Ekaristi. 

Salah satu bentuk perwujudan cinta itu dapat kita nyatakan dengan penghormatan melalui sikap batin dan perilaku di dalam perayaan Ekaristi mau­pun di luar perayaan. Dalam Ekaristi Yesus hadir dalam rupa roti dan anggur, Sakramen Mahakudus. Melalui pemecahan Roti Ekaristi, Ia rela dipecah, dibagi, diserahkan untuk keselamatan kita. 

Inilah Puncak Cinta Kasih Allah yang dilim­pahkan melalui sengsara dan wafat Sang Putera un­tuk keselamatan kita. Selayaknya cinta dan syukur kita pun berpuncak dalam menjawab undangan perjamuan kudus-Nya. 

Bersama sinode para uskup, saya sungguh-sungguh menganjurkan kepada para gembala Gereja dan umat Allah untuk melaksanakan Adorasi Ekaristi, baik secara perorangan maupun berkelompok. Lewat katekisasi yang pas yang mnejelaskan pentingnya Adorasi Ekaristi, akan muncul manfaat besar yang memampukan umat beriman mengalami perayaan Ekaristi secara lebih penuh dan berbuah
Paus Benediktus XVI- SC 67

Apakah Adorasi Ekaristi itu?
Adorasi berasal dari bahasa Latin, Adoratio, yang bermakna sembah sujud. Adorasi Ekaristi adalah tindakan sembah sujud, memberi hormat dan menyembah Yesus yang hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus. Sejak Perjamuan Terakhir, ketika Yesus mengambil roti dan berkata, "Inilah Tubuh-Ku," lalu mengambil anggur dan berkata, "Inilah Darah-Ku," iman Katolik percaya bahwa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi dalam Perayaan Ekaristi sungguh berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Lewat Tubuh dan Darah-Nya, Yesus Kristus secara istimewa hidup dan hadir bagi kita.

Bagaimana kita melakukan Adorasi Ekaristi?
Tindakan penyembahan terbaik yang kita bisa beri­kan adalah dengan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi dengan baik dan menyambut Dia dalam komuni secara pantas, sebab "Barangsiapa dengan cara yang tidak Layak makan roti atau minum ca­wan Tuhan, ia berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan" (I Kor 11:21). Di luar Perayaan Ekaristi, kita dapat mengunjungi dan menyembah Sakramen Mahakudus yang disimpan dalam Tabernakel atau yang ditahtakan, atau juga ketika dibawa dalam se­buah prosesi. Melakukan sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus yang ditahtakan menggu­nakan bejana yang disebur monstran merupakan bentuk adorasi yang mungkin paling dikenal umat beriman ketika mendengar tentang Adorasi Ekaristi. 

Bukankah Sakramen Mahakudus seharus­nya disantap?
Benar sekali bahwa pertama-tama Yesus memberi­kan diri-Nya dalam Ekaristi dan diterirna dalam komuni. Dan Adorasi Ekaristi memperdalam maksud ini. Seputar ini Paus Benediktus XVI mengatakan, "Dalam Ekaristi, Putra Allah datang untuk berjumpa dan bersatu dengan kita; menerima Ekaristi dalam komuni berarti menyembah Dia yang kita terima. Tindakan Adorasi di luar perayaan Eka­risti merupakan tanggapan alami dari penyembahan ini, yang memperpanjang dan memperdalam apa yang terjadi dalam Liturgi Ekaristi. "Beliau melanjutkan dengan mengatakan, "Hanya dalarn Adorasi, pene­rimaan Ekaristi yang mendalam dan sejati menjadi matang. " (Sacramentum Caritatis no. 66) 

Benarkah Gereja mengajarkan supaya umat beriman rajin melakukan Adorasi Ekaristi?
Benar sekali! Gereja sangat mendorong umat ber­iman untuk rajin mengadakan Adorasi Ekaristi.
"Sungguh membahagiakan menghabiskan waktu bersama Dia, bersandar dekat hati-Nya seperti mu­rid yang dikasihi-Nya dan merasakan cinta yang tak berkesudahan dalam bati-nya ... Bagaimana bisa kita tidak merasakan keinginan untuk mele­watkan waktu lewat percakapan rohani, dalam ke­heningan Adorasi, dalam luapan cinta di hadapan Sakramen Mahakudus?"
Yohanes Paulus Il-Ecclesia de Eucharistia 25 

Apa saja yang  sebaiknya dilakukan ketika mengunjungi Sakramen Mahakudus
Berikut adalah beberapa saran mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dalam Adorasi Ekaristi pribadi:
Mendoakan Mazmur. Memuji, menyembah, bersyukur, memohon peng­ampunan atau doa-doa permohonan. Selalu tersedia Mazrnur untuk anda doakan dan renungkan.
Membaca dan merenungkan Kitab Suci.Pilihlah satu perikop dari Kirab Suci. Baca dan renungkan. Mungkin ada ayat yang menarik perha­tian, mintalah kepada Tuhan untuk mengajarkan apa yang ingin Ia sampaikan lewat ayat tersebut.
Curahkan isi hati anda dan sembahlab Dia. Bercakap-cakaplah dengan Yesus, sadarilah bahwa anda berada di hadapan-Nya.
Berdoa bagi orang-orang di sekitar kita.Sampaikanlah permohonan dan syukur kita atas penyelenggaraan Tuhan bagi diri kita, keluarga, ternan-ternan atau sesama.
Berdiam diri dan menikmati kehadiran Allah.Anggaplah mengunjungi Sakramen Mahakudus seperti mengunjungi seorang sahabat. Duduklah dalam keheningan, menikmati kehadiran bersama Yesus.

Sumber: Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta-dalam rangka menyambut Tahun Ekaristi 2012.

Pengertian Ziarah

Ketika berziarah kita meninggalkan kesibukan sehari-hari dan berjalan menuju tempat ziarah. Perjalanan fisik ini mengingatkan kita bahwa kita semua (Gereja) sedang berziarah menuju tanah air surgawi. Gerak perjalanan kita adalah maju menuju kepenuhan Kerajaan Allah pada akhir zaman. Dalam Alkitab, waktu tidak dilihat seperti roda kehidupan atau perputaran nasib (pandangan budaya Timur umumnya). Tetapi, waktu dilihat sebagai garis lurus yang bergerak maju, seperti halnya bangsa Israel yang keluar dari perbudakan Mesir dibawah pimpinan Musa. Tantangan selalu menghadang di tengah jalan. Tetapi, mereka juga mengalami menyertaan dan pertolongan Tuhan. Demikian juga Gereja. Di tempat ziarah banyak orang dari berbagai daerah dan (suku) bangsa berhimpun. Di sini nyata bagaimana semua (suku) bangsa dihimpun menjadi satu dalam Gereja. Karena Gereja merupakan kesatuan umat Kristen yang mengimani Kristus.

Ziarah bersama berhasil, harus disiapkan dengan baik dan dijalankan dalam semangat doa. Tempat suci atau tempat ziarah yang resmi perlu pengesahan Uskup diosesan atau konperensi uskup. Di tempat seperti itu hendaknya disediakan sarana-sarana yang mencukupi bagi umat beriman, supaya pewartaan—ibadat dan devosi dapat dilaksanakan dengan tenang dan tertib.
Tempat-tempat ziarah antara lain :
  • Gua Maria Sendangsono,
  • Gua Maria Pohsarang-Kediri (Jawa Timur),
  • Gua Maria Klepu (Ponorogo),
  • Gua Maria Kereb – Ambarawa,
  • Gua Maria Padang Bulan dan Fajar Mataram - Lampung,
  • Gua Maria Kaliori – Purwokerto,
  • Gua Maria Ratu Kenyo – Wonogiri,
  • Hati Kudus Yesus – Ganjuran (Jawa Tengah)

Pengertian Arti DEVOSI

Devosi bukanlah liturgi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih, Atau yang lebih lazim: devosi adalah kebaktian khusus. kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Maria, dan lain-lain. 
 
Semua devosi harus diatur sedemikian rupa sehingga selaras dengan liturgi kudus: sesuai dengan rnasa liturgi, bersumber pada liturgi, dan mengantarumat kepada liturgi, sebab menurut hakekatnya liturgi jauh mengungguli semua bentuk devosi (lihai KL13). 

Tujuan dari devosi antara lain:
  1. menggairahkan iman don kasih kepada Allah;
  2. mengantar umat pada penghayatan irnan yang benar akan misteri karya keselamatan Allah dalarn Yesus Kristus;
  3. mengungkapkan dan meneguhkan iman terhadap salah satu kebenaran misteri iman;
  4. memperoleh buah-buah rohani.

sumber: Puji Syukur

Apologetik Api Penyucian Berdasarkan Kitab Suci

"Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas".(Mat 5:25-26)

(Baca juga: Api Penyucian)

Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. (Mat 18:34)
Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas." (Luk 12:58-59)
Sering kita mengakui betapa kurang hangat kasih Allah dan betapa pendek umur ketabahan kita dalam berbuat baik. Ini adalah Hasil dari berbuat jahat selama bertahun-tahun. Kita bisa melupakan perbuatan-perbuatan jahat yang telah kita lakukan, tetapi tidak bisa memperbaiki kerugian yang ditimbulkan dalam seluruh pribadi kita. Sekalipun kita boleh merasa bahagia dan tidak peduli, kita membawa kematian dalam diri kita karena hutang-hutang yang belum lunas.
Jika kita tidak dimurnikan selama hidup ini, kita akan dimurnikan pada waktu atau sesudah kita mati. Gereja menyebut pemurnian yang penuh penderitaan itu "tempat penyucian". Perubahan yang seharusnya terjadi dakan diri kita (1Kor 15:51) mustahil terjadi kecuali kalau Roh Kudus telah menghanguskan (Mat 3:13) akar-akar kejahatan dalam diri kita.
Perumpaan diatas sangatlah jelas dan gambalang sekali, dimana ada "suatu tempat" / 'Penjara' untuk kita, yaitu "tempat pemurnian" untuk menebus kesalahan-kesalahan kita yang belum lunas. Apakah argumen "dosa kita sudah ditebus dengan wafat dan kebangkitan Yesus Kristus ???" Bagaimana saat kita meninggal kita masih meninggalkan dosa/meninggal masih menyisakan dosa? lantas kita bisa seenaknya saja kita berbuat sesuka hati kita dan berbuat dosa? tentu tidak. Siapa yang menanggung dosa-dosa kita yang belum kita selesaikan / bayar lunas sesuai perikop diatas, ya diri kita masing-masing. Dimana? "tempat pemurnian".

Apologetik Api Penyucian Berdasarkan Ajaran Para Bapa Gereja / Tradisi Gereja

The Early Church’s Belief in Purgatory

"And after the exhibition, Tryphaena again receives her. For her daughter Falconilla had died, and said to her in a dream: Mother, thou shaft have this stranger Thecla in my place, in order that she may pray concerning me, and that I may be transferred to the place of the just." Acts of Paul and Thecla (A.D. 160).

"Abercius by name, I am a disciple of the chaste shepherd...He taught me…faithful writings...These words, I, Abercius, standing by, ordered to be inscribed. In truth, I was in the course of my seventy-second year. Let him who understands and believes this pray fro Abercius." Inscription of Abercius (A.D. 190). 
 
"Without delay, on that very night, this was shown to me in a vision. I saw Dinocrates going out from a gloomy place, where also there were several others, and he was parched and very thirsty, with a filthy countenance and pallid colour, and the wound on his face which he had when he died. This Dinocrates had been my brother after the flesh, seven years of age? Who died miserably with disease...But I trusted that my prayer would bring help to his suffering; and I prayed for him every day until we passed over into the prison of the camp, for we were to fight in the camp-show. Then was the birth-day of Gets Caesar, and I made my prayer for my brother day and night, groaning and weeping that he might be granted to me. Then, on the day on which we remained in fetters, this was shown to me. I saw that that place which I had formerly observed to be in gloom was now bright; and Dinocrates, with a clean body well clad, was finding refreshment. And where there had been a wound, I saw a scar; and that pool which I had before seen, I saw now with its margin lowered even to the boy's navel. And one drew water from the pool incessantly, and upon its brink was a goblet filled with water; and Dinocrates drew near and began to drink from it, and the goblet did not fail. And when he was satisfied, he went away from the water to play joyously, after the manner of children, and I awoke. Then I understood that he was translated from the place of punishment." The Passion of Perpetua and Felicitias, 2:3-4 (A.D. 202). 

(Baca juga: Api Penyucian)
 
"Accordingly the believer, through great discipline, divesting himself of the passions, passes to the mansion which is better than the former one, viz., to the greatest torment, taking with him the characteristic of repentance from the sins he has committed after baptism. He is tortured then still more--not yet or not quite attaining what he sees others to have acquired. Besides, he is also ashamed of his transgressions. The greatest torments, indeed, are assigned to the believer. For God's righteousness is good, and His goodness is righteous. And though the punishments cease in the course of the completion of the expiation and purification of each one, yet those have very great and permanent grief who are found worthy of the other fold, on account of not being along with those that have been glorified through righteousness." Clement of Alexandria, Stromata, 6:14 (post A.D. 202). 
 
"[T]hat allegory of the Lord which is extremely clear and simple in its meaning, and ought to be from the first understood in its plain and natural sense...Then, again, should you be disposed to apply the term 'adversary' to the devil, you are advised by the (Lord's) injunction, while you are in the way with him, 'to make even with him such a compact as may be deemed compatible with the requirements of your true faith. Now the compact you have made respecting him is to renounce him, and his pomp, and his angels. Such is your agreement in this matter. Now the friendly understanding you will have to carry out must arise from your observance of the compact: you must never think of getting back any of the things which you have abjured, and have restored to him, lest he should summon you as a fraudulent man, and a transgressor of your agreement, before God the Judge (for in this light do we read of him, in another passage, as 'the accuser of the brethren,' or saints, where reference is made to the actual practice of legal prosecution); and lest this Judge deliver you over to the angel who is to execute the sentence, and he commit you to the prison of hell, out of which there will be no dismissal until the smallest even of your delinquencies be paid off in the period before the resurrection. What can be a more fitting sense than this? What a truer interpretation?" Tertullian, A Treatise on the Soul, 35 (A.D. 210). 
"All souls, therefore; are shut up within Hades: do you admit this? It is true, whether you say yes or no: moreover, there are already experienced there punishments and consolations; and there you have a poor man and a rich...Moreover, the soul executes not all its operations with the ministration of the flesh; for the judgment of God pursues even simple cogitations and the merest volitions. 'Whosoever looketh on a woman to lust after her, hath committed adultery with her already in his heart.' Therefore, even for this cause it is most fitting that the soul, without at all waiting for the flesh, should be punished for what it has done without the partnership of the flesh. So, on the same principle, in return for the pious and kindly thoughts in which it shared not the help of the flesh, shall it without the flesh receive its consolation. In short, inasmuch as we understand 'the prison' pointed out in the Gospel to be Hades, and as we also interpret 'the uttermost farthing' to mean the very smallest offence which has to be recompensed there before the resurrection, no one will hesitate to believe that the soul undergoes in Hades some compensatory discipline, without prejudice to the full process of the resurrection, when the recompense will be administered through the flesh besides." Tertullian, A Treatise on the Soul, 58 (A.D. 210). 

(Baca juga: Apologetik Api Penyucian)
 
"As often as the anniversary comes round, we make offerings for the dead as birthday honours." Tertullian, The Chaplut, 3 (A.D. 211). 
 
"[A] woman is more bound when her husband is dead...Indeed, she prays for his soul, and requests refreshment for him meanwhile, and fellowship (with him) in the first resurrection; and she offers (her sacrifice) on the anniversary of his falling asleep." Tertullian, On Monogamy, 10 (A.D. 216). 
 
"For if on the foundation of Christ you have built not only gold and silver and precious stones (1 Cor.,3); but also wood and hay and stubble, what do you expect when the soul shall be separated from the body? Would you enter into heaven with your wood and hay and stubble and thus defile the kingdom of God; or on account of these hindrances would you remain without and receive no reward for your gold and silver and precious stones; neither is this just. It remains then that you be committed to the fire which will burn the light materials; for our God to those who can comprehend heavenly things is called a cleansing fire. But this fire consumes not the creature, but what the creature has himself built, wood, and hay and stubble. It is manifest that the fire destroys the wood of our transgressions and then returns to us the reward of our great works." Origen, Homilies on Jeremias, PG 13:445, 448 ( A.D. 244). 
"For to adulterers even a time of repentance is granted by us, and peace is given. Yet virginity is not therefore deficient in the Church, nor does the glorious design of continence languish through the sins of others. The Church, crowned with so many virgins, flourishes; and chastity and modesty preserve the tenor of their glory. Nor is the vigour of continence broken down because repentance and pardon are facilitated to the adulterer. It is one thing to stand for pardon, another thing to attain to glory: it is one thing, when cast into prison, not to go out thence until one has paid the uttermost farthing; another thing at once to receive the wages of faith and courage. It is one thing, tortured by long suffering for sins, to be cleansed and long purged by fire; another to have purged all sins by suffering. It is one thing, in fine, to be in suspense till the sentence of God at the day of judgment; another to be at once crowned by the Lord." Cyprian, To Antonianus, Epistle 51 (55):20 (A.D. 253). 
 
"Let us pray for our brethren that are at rest in Christ, that God, the lover of mankind, who has received his soul, may forgive him every sin, voluntary and involuntary, and may be merciful and gracious to him, and give him his lot in the land of the pious that are sent into the bosom of Abraham, and Isaac, and Jacob, with all those that have pleased Him and done His will from the beginning of the world, whence all sorrow, grief, and lamentation are banished." Apostolic Constitutions, 8:4,41 (3rd Century). 
 
"The same divine fire, therefore, with one and the same force and power, will both burn the wicked and will form them again, and will replace as much as it shall consume of their bodies, and will supply itself with eternal nourishment: which the poets transferred to the vulture of Tityus. Thus, without any wasting of bodies, which regain their substance, it will only burn and affect them with a sense of pain. But when He shall have judged the righteous, He will also try them with fire. Then they whose sins shall exceed either in weight or in number, shall be scorched by the fire and burnt: but they whom full justice and maturity of virtue has imbued will not perceive that fire; for they have something of God in themselves which repels and rejects the violence of the flame." Lactantius, The Divine Institutes, 7:21 (A.D. 307). 
 
"Then we commemorate also those who have fallen asleep before us, first Patriarchs, Prophets, Apostles, Martyrs, that at their prayers and intercessions God would receive our petition. Then on behalf also of the Holy Fathers and Bishops who have fallen asleep before us, and in a word of all who in past years have fallen asleep among us, believing that it will be a very great benefit to the souls, for whom the supplication is put up, while that holy and most awful sacrifice is set forth. And I wish to persuade you by an illustration. For I know that many say, what is a soul profited, which departs from this world either with sins, or without sins, if it be commemorated in the prayer? For if a king were to banish certain who had given him of-fence, and then those who belong to them should weave a crown and offer it to him on behalf of those under punishment, would he not grant a remission of their penalties? In the same way we, when we offer to Him our supplications for those who have fallen asleep, though they be sinners, weave no crown, but offer up Christ sacrificed for our sins, propitiating our merciful God for them as well as for ourselves.” Cyril of Jerusalem, Catechetical Lectures, 23:9,10 (c. A.D. 350). 
"I think that the noble athletes of God, who have wrestled all their lives with the invisible enemies, after they have escaped all of their persecutions and have come to the end of life, are examined by the prince of this world; and if they are found to have any wounds from their wrestling, any stains or effects of sin, they are detained. If, however they are found unwounded and without stain, they are, as unconquered, brought by Christ into their rest." Basil, Homilies on the Psalms, 7:2 (ante A.D. 370). 
 
"Lay me not with sweet spices: for this honour avails me not; Nor yet incense and perfumes: for the honour benefits me not. Burn sweet spices in the Holy Place: and me, even me, conduct to the grave with prayer. Give ye incense to God: and over me send up hymns. Instead of perfumes of spices: in prayer make remembrance of me." Ephraem, His Testament (ante A.D. 373).
 
"Useful too is the prayer fashioned on their [the dead’s] behalf...it is useful, because in this world we often stumble either voluntarily or involuntarily." Epiphanius, Panarion, 75:8 (A.D. 375).
 
"When he has quitted his body and the difference between virtue and vice is known he cannot approach God till the purging fire shall have cleansed the stains with which his soul was infested. That same fire in others will cancel the corruption of matter, and the propensity to evil." Gregory of Nyssa, Sermon on the Dead, PG 13:445,448 (ante A.D. 394). 
 
"Give, Oh Lord, rest to Thy servant Theodosius, that rest Thou hast prepared for Thy saints....I love him, therefore will I follow him to the land of the living; I will not leave him till by my prayers and lamentations he shall be admitted unto the holy mount of the Lord,to which his deserts call him." Ambrose, De obitu Theodosii, PL 16:1397 (A.D. 395). 
 
"Other husbands scatter on the graves of their wives violets, roses, lilies, and purple flowers; and assuage the grief of their hearts by fulfilling this tender duty. Our dear Pammachius also waters the holy ashes and the revered bones of Paulina, but it is with the balm of almsgiving." Jerome, To Pammachius, Epistle 66:5 (A.D. 397). 
 
"Weep for the unbelievers; weep for those who differ in nowise from them, those who depart hence without the illumination, without the seal! They indeed deserve our wailing, they deserve our groans; they are outside the Palace, with the culprits, with the condemned: for, "Verily I say unto you, Except a man be born of water and the Spirit, he shall not enter into the kingdom of Heaven." Mourn for those who have died in wealth, and did not from their wealth think of any solace for their soul, who had power to wash away their sins and would not. Let us all weep for these in private and in public, but with propriety, with gravity, not so as to make exhibitions of ourselves; let us weep for these, not one day, or two, but all our life. Such tears spring not from senseless passion, but from true affection. The other sort are of senseless passion. For this cause they are quickly quenched, whereas if they spring from the fear of God, they always abide with us. Let us weep for these; let us assist them according to our power; let us think of some assistance for them, small though it be, yet still let us assist them. How and in what way? By praying and entreating others to make prayers for them, by continually giving to the poor on their behalf." John Chrysostom, Homilies on Phillipians, 3 (ante A.D. 404). 
 
"If the baptized person fulfills the obligations demanded of a Christian, he does well. If he does not--provided he keeps the faith, without which he would perish forever--no matter in what sin or impurity remains, he will be saved, as it were, by fire; as one who has built on the foundation, which is Christ, not gold, silver, and precious stones, but wood, hay straw, that is, not just and chasted works but wicked and unchaste works." Augustine, Faith and Works, 1:1 (A.D. 413). 
 
"Now on what ground does this person pray that he may not be 'rebuked in indignation, nor chastened in hot displeasure"? He speaks as if he would say unto God, 'Since the things which I already suffer are many in number, I pray Thee let them suffice;' and he begins to enumerate them, by way of satisfying God; offering what he suffers now, that he may not have to suffer worse evils hereafter." Augustine, Exposition of the Psalms, 38(37):3 (A.D. 418). 
 
"And it is not impossible that something of the same kind may take place even after this life. It is a matter that may be inquired into, and either ascertained or left doubtful, whether some believers shall pass through a kind of purgatorial fire, and in proportion as they have loved with more or less devotion the goods that perish, be less or more quickly delivered from it. This cannot, however, be the case of any of those of whom it is said, that they 'shall not inherit the kingdom of God,' unless after suitable repentance their sins be forgiven them. When I say 'suitable,' I mean that they are not to be unfruitful in almsgiving; for Holy Scripture lays so much stress on this virtue, that our Lord tells us beforehand, that He will ascribe no merit to those on His right hand but that they abound in it, and no defect to those on His left hand but their want of it, when He shall say to the former, "Come, ye blessed of my Father, inherit the kingdom," and to the latter, 'Depart from me, ye cursed, into everlasting fire.'" Augustine, Enchiridion, 69 (A.D. 421). 
 
"During the time, moreover, which intervenes between a man's death and the final resurrection, the soul dwells in a hidden retreat, where it enjoys rest or suffers affliction just in proportion to the merit it has earned by the life which it led on earth." Augustine, Enchiridion, 1099 (A.D. 421). 
 
"For our part, we recognize that even in this life some punishments are purgatorial,--not, indeed, to those whose life is none the better, but rather the worse for them, but to those who are constrained by them to amend their life. All other punishments, whether temporal or eternal, inflicted as they are on every one by divine providence, are sent either on account of past sins, or of sins presently allowed in the life, or to exercise and reveal a man's graces. They may be inflicted by the instrumentality of bad men and angels as well as of the good. For even if any one suffers some hurt through another's wickedness or mistake, the man indeed sins whose ignorance or injustice does the harm; but God, who by His just though hidden judgment permits it to be done, sins not. But temporary punishments are suffered by some in this life only, by others after death, by others both now and then; but all of them before that last and strictest judgment. But of those who suffer temporary punishments after death, all are not doomed to those everlasting pains which are to follow that judgment; for to some, as we have already said, what is not remitted in this world is remitted in the next, that is, they are not punished with the eternal punishment of the world to come." Augustine, City of God, 21:13 (A.D. 426). 
 
"But since she has this certainty regarding no man, she prays for all her enemies who yet live in this world; and yet she is not heard in behalf of all. But she is heard in the case of those only who, though they oppose the Church, are yet predestinated to become her sons through her intercession...For some of the dead, indeed, the prayer of the Church or of pious individuals is heard; but it is for those who, having been regenerated in Christ, did not spend their life so wickedly that they can be judged unworthy of such compassion, nor so well that they can be considered to have no need of it. As also, after the resurrection, there will be some of the dead to whom, after they have endured the pains proper to the spirits of the dead, mercy shall be accorded, and acquittal from the punishment of the eternal fire. For were there not some whose sins, though not remitted in this life, shall be remitted in that which is to come, it could not be truly said, "They shall not be forgiven, neither in this world, neither in that which is to come.' But when the Judge of quick and dead has said, 'Come, ye blessed of my Father, inherit the kingdom prepared for you from the foundation of the world,' and to those on the other side, 'Depart from me, ye cursed, into the eternal fire, which is prepared for the devil and his angels,' and 'These shall go away into eternal punishment, but the righteous into eternal life,' it were excessively presumptuous to say that the punishment of any of those whom God has said shall go away into eternal punishment shall not be eternal, and so bring either despair or doubt upon the corresponding promise of life eternal." Augustine, City of God,2 1:24 (A.D. 426). 
 
"If we neither give thanks to God in tribulations nor redeem our own sins by good works, we shall have to remain in that purgatorian fire as long as it takes for those above-mentioned lesser sins to be consumed like wood and straw and hay." Ceasar of Arles, Sermon 179 (104):2 (A.D. 542). 
 
"Each one will be presented to the Judge exactly as he was when he departed this life. Yet, there must be a cleansing fire before judgment, because of some minor faults that may remain to be purged away. Does not Christ, the Truth, say that if anyone blasphemes against the Holy Spirit he shall not be forgiven 'either in this world or in the world to come'(Mt. 12:32)? From this statement we learn that some sins can be forgiven in this world and some in the world to come. For, if forgiveness is refused for a particular sin, we conclude logically that it is granted for others. This must apply, as I said, to slight transgressions." Gregory the Great [regn. A.D. 590-604], Dialogues, 4:39 (A.D. 594).

Apologetik Api Penyucian

Api penyucian/Purgatory yang merupakan Doktrin Katolik yang ditolak/tidak diterima oleh saudara-saudara dari protestant, padahal sangat Alkitabiah (sesuai dengan Kitab Suci), dan ditunjang oleh ajaran para bapa Gereja / Tradisi Gereja (dimana merupakan induk agama protestan sendiri).

(Baca juga: Api Penyucian)
(Baca juga: Apologetik Api Penyucian Berdasarkan Kitab Suci)

Semoga link-link berikut dapat membantu, anda sekalian yang bergama Katolik untuk mempertahankan iman nya (berapology) bila dikatakan bahwa Doktrin api penyucian / purgatory suatu yang mengada-ada. Tidak menutup kemungkinan bagi saudara-saudara protestan yang ingin mencari, menggali, memahami dan mendalami lebih dalam akan kebenaran ajaran-Nya.

(Baca juga: Apologetik Api Penyucian Berdasarkan Ajaran Para Bapa Gereja / Tradisi Gereja)
(Baca juga: Api Penyucian Menurut Ajaran Gereja)
(Baca juga: Api Penyucian oleh Romo M. Purwatma, Pr.)

Fanatik yang berlebihan tidaklah baik, terlebih hanya mendengar suatu pengajaran yang disampaikan dan diterima dengan mentah-mentah, tetapi akan lebih Bijak dan baik, carilah, telusurilah pelajarilah serta dalamilah dalam terang Roh Kudus, yang mana; memang semua bersumber dan berasal dari-NYA.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...