H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
HARI MINGGU PASKAH II/C/2016
MINGGU KERAHIMAN ILAHI
Kis5:12-16 Why 1:9-11a,12-13.17-19 Yoh 20:19-31
PENGANTAR
Hari Minggu Paskah II atau Hari Minggu Oktaf Paskah oleh Paus Yohanes Paulus II disebut juga sebagai Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Dan Paus Fransiskus secara khusus juga dalam menghadapi keadaan dunia dewasa ini, menganggak kita umat kristiani namun juga segenap penganut agama lain, untuk meneruskan kasih kerahiman Allah seperti dilakukan oleh Yesus kepada sesama kita.
HOMILI
Kerahiman ilahi pada hari ini dalam Injil Yohanes ditampilkan dalam perjumpaan antara Yesus dan murid-Nya Thomas atau Didimus. Thomas yang sebagai murid Yesus termasuk di antara keduabelas rasul Kristus, ternyata tidak mudah percaya akan Guru dan Penyelamatnya sendiri, yang telah dikenal-Nya selama beberapa tahun! Kiranya apa yang kekurangan atau keterbatasan Thomas itu merupakan kekurangan dan keterbatasan kita semua. Meskipun secara resmi kita ini adalah orang beriman, bahkan sudah dibaptis, namun kita kerapkali mengalami banyak ketidakpastian dan keragu-raguan.
Kerahiman ilahi pada hari ini dalam Injil Yohanes ditampilkan dalam perjumpaan antara Yesus dan murid-Nya Thomas atau Didimus. Thomas yang sebagai murid Yesus termasuk di antara keduabelas rasul Kristus, ternyata tidak mudah percaya akan Guru dan Penyelamatnya sendiri, yang telah dikenal-Nya selama beberapa tahun! Kiranya apa yang kekurangan atau keterbatasan Thomas itu merupakan kekurangan dan keterbatasan kita semua. Meskipun secara resmi kita ini adalah orang beriman, bahkan sudah dibaptis, namun kita kerapkali mengalami banyak ketidakpastian dan keragu-raguan.
Yesus berbelaskasih kepada Rasul
Petrus, yang tidak mau mengakui Yesus sebagai Gurunya ketika Ia
ditangkap dan diadili. Petrus diampuni, bahkan dijadikan Wakil-Nya yang
pertama. Juga Thomas tidak dimarahi oleh Yesus meskipun ia tidak mau
ikut percaya akan kehadiran-Nya, seperti disaksikan oleh rekan-rekan
murid-Nya.
Dalam belaskasih-Nya ketika bertemu
dengan Thomas yang belum percaya itu Yesus berseru: "Taruhlah jarimu di
sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!"
Yohanes dalam Injilnya tidak menceriterakan apa yang dilakukan Yohanes
menurut perintah Yesus. Tetapi langsung dikatakan Thomas: "Ya,Tuhanku
dan Allahku!". Ternyata bekas luka lambung Yesus yang tertikam merupakan
sumber kerahiman Allah. Lambung Yesus akhirnya meyakinkan Thomas, bahwa
Yesus Kristus adalah sungguh Tuhan dan Allah yang diimaninya.
Paus Yohanes Paulus II telah
mengumumkan Suster Faustina Kowalska (1905-1938) dari Polandia menjadi
Santa. Dalam Misa Kudus Kanonisasi itu Paus Yohanes Paulus II berkata:
"Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada murid-murid-Nya. Ia
menerangkan bahwa luka-luka yang diderita-Nya, khususnya luka pada hati
(jantung)-Nya, adalah sumber belaskashan-Nya (kerahiman-Nya) yang
mengalir kepada seganap manusia". Paus Yohanes Paulus II meneruskan apa
yang dikatakan oleh St. Agustinus, yaitu bahwa pesan yang ingin
disampaikan kepada kita ialah, bahwa Minggu Oktaf Paskah (Minggu Paskah
II) ini mengingatkan kita akan kerahiman ilahi dan pemberian
pengampunan-Nya, agar dapat disatukan di dalam kasih-Nya.
Kita diingatkan bahwa secara resmi
kita semua ini pada dasarnya memang percaya akan kebangkitan Yesus. Kita
juga yakin bahwa Yesus sebagai Kristus (Yesus Kristus) telah mendirikan
Gereja, dan kita inilah anggota-anggotanya. Telah duapuluh abad Yesus
telah bangkit dan senantiasa menyertai Gereja-Nya itu. Namun masih
berapa milyar penduduk bumi kita ini yang belum mengenal Kristus,
apalagi sebab "Dia Yang Telah Bangkit"? Seperti Thomas, bagaimana umat
manusia sekarang ini juga dapat melihat dan percaya serta menerima
kehadiran Pribadi Yesus Kristus?
Kita semua, umat beriman kristiani
sebagai Gereja, baik secara perorangan atau secara pribadi maupun
sebagai keseluruhan, apabila kita sungguh percaya kepada Yesus Kristus,
harus bersedia memperkenalkan Yesus Kristus itu kepada semua orang
dengan menunjukkan kerahiman atau belas kasihan Allah kepada semua orang
itu.
Kerahiman ilahi dilaksanakan oleh
pribadi Yesus secara cuma-cuma, bahkan melalui lambung-Nya, yang ditikam
dan mengeluarkan darah kerahiman tanpa batas! Kerahiman ilahi, seperti
terlaksana di dalam belaskasihan Yesus, harus merupakan kesaksian
otentik untuk kehadiran dan tugas perutusan Gereja, yaitu kita semua
sebagai orang beriman kristiani sejati. Belaskasihan tanpa perhitungan
kepada sesama, khususnya kepada kaum berkekurangan, - inilah bukti dan
kesaksian iman kepercayaan kristiani otentik.
Dalam surat apostoliknya yang
berjudul "Misericordiae Vultus", "Wajah Kerahiman", Paus Fransiskus
mengajak kita semua untuk tampil dalam sikap, kata dan perbuatan seperti
dikatakan dan dilakukan oleh Yesus ini: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (Luk 6:36).
Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.