Beberapa
saudara/i kita dari Gereja Protestan mengatakan "mengapa dalam Gereja
Katolik ada sakramen tobat?" dua alasan yang mereka sering ajukan
adalah
Bukankah hanya Allah yang berkuasa mengampuni dosa?, dasar mereka adalah Mark 2:7 dan 1 Yoh 1:9
Terhadap Kritik ini kita dapat mengajukan keberatan antara lain:
- Bila kita melihat konteks dari Mark 2:7
"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" jelas disana
ungkapan dari musuh-musuh Yesus, yang menganggap Ia menghujat Allah
- Bila kita melihat konteks 1 Yoh 1:9 "Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia
akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan." jadi jelas bahwa disini mengandung arti bahwa Allah
selalu bersedia untuk mengampuni dosa kita bila kita mengaku dosa dan
tidak ada larangan untuk mengakukan dosa kepada Imam atau apapun
yang akan kita bahas pada paragraf selanjutnya nanti.
Bukankah dosa itu urusan pribadi Allah dengan kita??.......
Terhadap hal ini kita dapat menjawab bahwa dosa
menjadi urusan Gereja karena kita dengan Gereja seluruhnya adalah tubuh
mistik Kristus bila kita berdosa yang merasakan akibat dosa itu tidak
hanya kita tetapi juga Gereja. berikut beberapa contoh hal tersebut
dalam kitab suci:
- 1 kor 5:1-5 berbicara tentang Paulus
yang menghukum orang yang menikah dengan isteri ayahnya dan
memerintahkan supaya orang tersebut dikucilkan dari jemaat dengan
maksud supaya pada akhirnya jiwanya diselamatkan
- 2 Kor 2:5-11 berbicara tentang
Paulus (dan jemaat Korintus) yang mempunyai wewenang untuk
mengampuni dosa seorang anggota jemaat.
- Mat 18:15-20 berbunyi, "Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata ... Jika
ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada
jemaat."
Ayat-ayat ini mengandaikan
bahwa jemaat memiliki kuasa untuk mengadili dan mengampuni dosa anggota
jemaat. Ayat-ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa dosa bukanlah
soal pribadi antara si pendosa dan Allah saja! Itu urusan Gereja juga.
Gereja memiliki kuasa mengampuni dosa karena otoritas tersebut diberikan oleh Yesus sendiri :
Ketika hari sudah malam pada hari pertama
minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan
pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.
Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan
berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia
menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera
bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan
berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang,
dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada,
dosanya tetap ada." bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. (Yoh
20:19-23)
disini jelas bahwa Yesus
menghembusi para Rasul, bandingkan dengan kejadian 2:7, Jelas disini
Yesus memberikan suatu otoritas sehingga penulis injil Yohanes
menekankan hal ini dengan menuliskan pada injilnya "Ia menghembusi
mereka..." (Ayat 22) dan pada ayat sebelumnya nampak jelas bahwa ini
adalah amanat perutusan Yesus kepada para Rasul (Ayat 21) yang
diteguhkan oleh Roh Kudus (Ayat 22) dan bertujuan untuk mengampuni dosa
(Ayat 23). jadi otoritas ini bukan buatan atau rekaan Gereja Katolik,
Otoritas ini bukan omong kosong hal ini bisa dilihat pada ayat-ayat
berikut:
- 2 Kor 5:17-21 "Jadi siapa yang ada
di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah,
yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan
diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini
adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu:
berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah." disini jelas bahwa Paulus adalah
"Pelayan Pendamaian" (Rekonsiliasi=Tobat) dari sini jelas bahwa
Pelayan Pendamaian yang adalah tugas Kristus dapat dijalankan oleh
Paulus (atas nama Kristus).
- 2 Kor 2:10 "Sebab barangsiapa yang
kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku
mengampuni (Yun: Charizomai), --seandainya ada yang harus
kuampuni--,maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan
Kristus," lalu pada Kol 2:13 "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh
pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah,
telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia
mengampuni (Yun: Charizomai) segala pelanggaran kita" jadi
jelaslah Allah mengampuni dosa dan Paulus juga mengampuni dosa atas nama
Yesus.
- Kalau ada seorang di antara kamu
yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang
bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu
yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka
mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan
doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan
Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka
dosanya itu akan diampuni.Karena itu hendaklah kamu saling mengaku
dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang
benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak
5:13:16)
Disini jelas bahwa Sakramen
Tobat mendapat tempatnya "hendaklah kamu saling mengaku dosamu" (ayat
16), sekedar kita ketahui bahwa Yakobus 5:13-16 adalah dasar sakramen
Tobat dan Sakramen Pengurapan orang sakit. Sakramen Tobat dan Sakramen
Pengurapan orang sakit menurut Yakobus membutuhkan Penatua Jemaat
(Presbiter=Imam) lihatlah pada ayat 14. Dari banyak uraian diatas maka
jelaslah sakramen tobat dan mengakukan dosa dihadapan Imam memiliki
landasan Alkitab dan Tradisi Apostolik yang kuat sekali.
Berikut kesaksian beberapa Bapa-Bapa Gereja
- "God never threatens the repentant,
rather He pardons the penitent. You will say that it is God alone
who can do this. True enough, but it is likewise true that He does
it through his priests, who exercise His power." - St. Pacianus
of Barcelona (4th century A.D.)
- "In this sacrament the acts of the
penitent are as matter, while the part taken by the priest, who
works as Christ's minister, is the formal and completive element
of the sacrament. Now in the other sacraments the matter
pre-exists, being provided by nature, as water, or by art, as
bread: but that such and such a matter be employed for a sacrament
requires to be decided by the institution; while the sacrament derives
its form and power entirely from the institution of Christ, from
Whose Passion the power of the sacraments proceeds." - St. Thomas
Aquinas ("Summa Theologica" 13th century A.D.)
Thomas Rudy