Ajaran kristen
berkembang pesat sesudah kaisar Konstantinus mengijinkan orang Kristen
beribadat dengan bebas, tanpa ketakutan akan ancaman masuk penjara dan
dibunuh. Seiring dengan perkembangan itulah, muncul orang-orang Kristen
yang mempunyai pandangan-pandangan sendiri, yang berbeda, bahkan ada
yang bertentangan dengan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Akibat dari itulah diperlukan satu ajaran yang orotodoks dan resmi untuk melawan ajaran-ajaran sesat tersebut.
Perjalanan karya Roh Kudus kepada Gereja untuk melawan ajaran-ajaran sesat (bidaah).
Ajaran sesat Arian (arianisme)
Arius, adalah
seorang imam Aleksandria. Ia mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan
Allah Sejati. ia menyangkal keilahian Yesus. Untuk melawan ajaran sesat
ini diadakan konsili ekumenis pertama, yaitu konsili Nicea I tahun 325.
Syahadat Kaesarea
Syahadat ini dianjurkan oleh Eusebius dari Kaesarea dalam konsili Nicea I, karena syahadat iman ini juga dipakai dalam Gerejanya berikut isi syahadat dari Kaesarea :
"kami percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
Pencipta hal-hal yang kelihatan dan tak kelihatan:
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Sang Sabda dari Allah,
terang dari terang,
hidup dari hidup,
Putera Allah yang Tunggal,
yang pertama lahir dari ciptaan,
dilahirkan dari Bapa,
sebelum segala abad,
segala sesuatu dijadikan oleh-NYA,
Ia menjadi daging untuk keselamatan kita,
dan hidup di antara manusia,
dan menderita,
dan bangkit lagi pada hari ketiga,
dan naik kepada Bapa,
dan datang lagi dalam kemuliaan,
untuk mengadili orang hidup dan mati;
kami percaya pula akan satu Roh Kudus."
Syahadat
Eusebius kalau kita lihat memang ortodoks, sesuai dengan ajaran Gereja ,
Tetapi Syahadat ini tidak secara eksplisit melawan bidah Arianisme
(ajaran Arius). Oleh karena itu, konsili memakai syahadat Eusebius
sebagai dasar pembicaraan saja, kalau mengusulkan perbaikan, dengan
penambahan-penambahan pada syahadat dari Kaesarea. berikut bunyi dari
rumusan Konsili Nicea I ini yang tampak dalam rumusannya tentang Yesus
Kristus :
"Kami percaya akan satu Allah,
Bapa yang Mahakuasa,
pencipta segala Sesuatu,
yang kelihatan dan tak kelihatan,
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Putra Allah,
dilahirkan dari Bapa,
satu-satunya yang dilahirkan,
dari hakikat Bapa,
Allah dari Allah,
Terang dari terang,
Allah benar dari Allah benar,
dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat degan Bapa,
segala sesuatu dijadikan Oleh-NYA,
segala sesuatu di surga dan segala sesuatu di bumi,
turun (dari sorga) untuk kita manusia,
dan untuk keselamatan kita,
dan menjadi daging,
menjadi manusia,
menderita,
dan bangkit pada hari ketiga,
naik ke surga,
dan untuk mengadili orang hidup dan mati.
dan akan Roh Kudus.
dan mereka yang berkata "ada saat Dia tidak ada"',
dan"sebelum dilahirkan Dia tidak ada",
bahwa" Ia menjadi ada dari yang tidak ada",
atau mereka yg mengatakan bahwa Anak Allah adalah
"dari substansi atau esensi lain",
atau "diciptakan",
atau "dapat berganti"',
atau "dapat berubah"',
merekalah yang dikutuk oleh gereja katolik dan Apostolik."
syadat perbaikan tersebut diatas selanjutnya disebut Syahdat dari Nicea.
Ajaran sesat Macedonius
Ajaran
Macedonius melawan menyangkal keilahian Roh Kudus, sehingga diperlukan
pengertian khusus, terutama dibahas pada konsili Konstantinoel, tahun 381,
diselenggarakan untuk melawan Bidaah Macedonius ini, berikut bunyi
keputusan sidang di konsili Konstantinopel tentang syahadat.
"Kami percaya akan satu Allah,
Bapa yang Mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segalasesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Putra Allah yang Tunggal,
dilahirkan dari Bapa,
sebelum segala abad,
Terang dari terang
Allah benar dari Allah benar,
dilahirkan,
bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa,
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya,
yang turun dari sorga untuk kita manusia,
dan untuk keselamatan kita,
dan menjadi daging oleh Roh Kudus,
dari Perawan Maria,
dan menjadi manusia,
dan disalibkan waktu ponsius Pilatus,
dan sengsara,
dan dimakamkan,
dan bangkit pada hari ketiga menurut kitab suci,
naik ke surga,
dan duduk disisi kanan Bapa,
dan akan datang kembali dengan mulia,
dan untuk mengadili orang hidup dan mati,
Kerajaan-Nya tak akan berakhir;
Dan akan Roh Kudus,
Tuhan dan pemberi Hidup,
Yang berasal dari Bapa,
Yang bersama Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan,
Yang bersabda dengan perantaraan para nabi:
Akan gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolic;
Kami mengakui satu pembaptisan,
akan pengampunan dosa,
Kami menantikan kebangkitan orang mati,
Dan hidup di akhirat.
Ajaran Sesat Eutyches
Eutyches
mengajarkan bahwa ke dua Kodrat Yesus itu, Allah dan manusia tercampur
dan tek terbedakan. Untuk melawan ajaran Eutyches ini maka diadakanlah konsili Kalcedon,
tahun 451. Konsili ini mengambil keputusan tegas untuk meyingkirkan
semua ajaran sesat dan menegaskan kembali iman yang benar. Dimana
konsili ini menegaskan bahwa kodrat keallahan dan kemanusiaan Yesus tetap terbedakan. Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.
Dalam konsili Kalcedon inilah secara resmi disahkannya syahadat iman,
yang terkenal dengan Syahadat Niceani atau lebih dikenal dengan Syahadat
Nicea-Konstantinopel (syahadat panjang). tapi nama resminya adalah syahadat Niceani
"Kami (Aku) percaya akan satu Allah,
Bapa yang Mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Putra Allah yang Tunggal
Ia lahir dari Bapa,
sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari terang
Allah benar dari Allah benar,
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa,
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya,
Ia turun dari sorga,
untuk kita manusia,
dan untuk keselamatan kita,
dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus,
dari Perawan Maria,
dan menjadi manusia,
Ia pun disalibkan untuk kita
waktu Ponsius Pilatus.
Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan,
pada hari ketiga Ia bangkit,
menurut kitab suci.
Ia naik ke surga,
duduk disisi kanan Bapa,
Ia akan datang kembali dengan mulia,
mengadili orang hidup dan yang mati,
Kerajaan-Nya tak akan berakhir;
Kami (Aku) percaya akan Roh Kudus
Ia Tuhan yang menghidupkan
Ia berasal dari Bapa dan Putera,
Yang serta Bapa dan Putera,
disembah dan dimuliakan.
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi,
Kami (Aku) percaya akan gereja,
yang satu, kudus, katolik dan apostolic.
Kami (Aku) mengakui satu pembaptisan,
akan pengampunan dosa.
Kami (Aku) menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat
amien
Ada penambahan pada
rumusan "Allah dari Allah" sebelum terang dari terang (diambil dari
konsili Nicea) dan penambahan "Putra" pada rumusan "Ia berasal dari
Bapa" pada bagian rumusan tentang roh Kudus, terjadi sejak Konsili
Toledo tahun 589, berikut hasil akhir dari Syadat Panjang