Ketika berziarah
kita meninggalkan kesibukan sehari-hari dan berjalan menuju tempat
ziarah. Perjalanan fisik ini mengingatkan kita bahwa kita semua
(Gereja) sedang berziarah menuju tanah air surgawi. Gerak perjalanan
kita adalah maju menuju kepenuhan Kerajaan Allah pada akhir zaman.
Dalam Alkitab, waktu tidak dilihat seperti roda kehidupan atau
perputaran nasib (pandangan budaya Timur umumnya). Tetapi, waktu
dilihat sebagai garis lurus yang bergerak maju, seperti halnya bangsa
Israel yang keluar dari perbudakan Mesir dibawah pimpinan Musa.
Tantangan selalu menghadang di tengah jalan. Tetapi, mereka juga
mengalami menyertaan dan pertolongan Tuhan. Demikian juga Gereja. Di
tempat ziarah banyak orang dari berbagai daerah dan (suku) bangsa
berhimpun. Di sini nyata bagaimana semua (suku) bangsa dihimpun menjadi
satu dalam Gereja. Karena Gereja merupakan kesatuan umat Kristen yang
mengimani Kristus.
Ziarah bersama berhasil, harus disiapkan dengan baik dan dijalankan
dalam semangat doa. Tempat suci atau tempat ziarah yang resmi perlu
pengesahan Uskup diosesan atau konperensi uskup. Di tempat seperti itu
hendaknya disediakan sarana-sarana yang mencukupi bagi umat beriman,
supaya pewartaan—ibadat dan devosi dapat dilaksanakan dengan tenang dan
tertib.
Tempat-tempat ziarah antara lain :
- Gua Maria Sendangsono,
- Gua Maria Pohsarang-Kediri (Jawa Timur),
- Gua Maria Klepu (Ponorogo),
- Gua Maria Kereb – Ambarawa,
- Gua Maria Padang Bulan dan Fajar Mataram - Lampung,
- Gua Maria Kaliori – Purwokerto,
- Gua Maria Ratu Kenyo – Wonogiri,
- Hati Kudus Yesus – Ganjuran (Jawa Tengah)