Tahun Kerahiman

Tahun Kerahiman

MINGGU PASKAH IV/C/2016 MINGGU PANGGILAN

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
 
MINGGU PASKAH IV/C/2016
MINGGU PANGGILAN
Kis 13:14.43-52 Why 7:9.-17 Yoh 10:27-30

PENGANTAR
     Yohanes di dalam Injilnya yang sangat pendek pada Hari Minggu ini memperkenalkan kepada kita Yesus, yang berkata "Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku". Gereja mengingatkan segenap warganya sebagai umat kristiani untuk mengikut Yesus dalam panggilan-Nya, masing-masing menurut pilihan panggilannya, tetapi khususnya untuk panggilan gerejawi.

HOMILI
     Sebagai umat kristiani kita hari ini diingatkan kembali akan baptis kita! Atas dasar baptis itulah kita disadarkan, bahwa semua orang kristiani dipanggil untuk hidup menuju kesucian dan pelayanan. Dalam Konsili Vatikan II Paus Paulus VI mengatakan: "Kesucian adalah panggilan untuk zaman kita, bagi kita semua". Dan Paul Yohanes Paulus II berkali-kali berseru kepada kaum muda dan kepada kita semua, untuk mempersembahkan hidup kita untuk pelayanan sebagai pengikut Yesus Kristus.

     Kita semua sebagai orang beriman tahu dan harus sadar, bahwa semua panggilan kita harus bersumber dari baptis. Apakah sebenarnya makna rohani istilah "panggilan"? Pertama, lewat penerimaan baptis setiap orang kristiani menerima panggilan oleh Kristus. Kedua, oleh Kristus kita dipanggil untuk hidup suci dan bersedia untuk melayani. Ketiga, panggilan itu dapat kita hayati secara sendirian, baik sebagai laki-laki ataupun perempuan; atau dengan hidup berkeluarga; atau dengan hidup membiara ataupun ditahbiskan sebagai imam. Masing-masing menurut keadaan dan sifat hidupnya itu, kita mengungkapkan kasih kita kepada Allah dan sesama. Orang-orang yang hidup sendirian ingin makin memusatkan pelayanan hidupnya sebagai orang kristiani dengan komitmen yang lebih utuh. Orang-orang yang menikah dan berkeluarga, ingin menanggapi panggilan mereka oleh Allah sebagai laki-laki dan perempuan, untuk selalu saling mengasihi sebagai suami isteri dan anak-anaknya. Sedangkan mereka yang memilih hidup membiara dan yang ditahbiskan menjadi iman, mereka itu ingin hidup dan berjalan menyertai umat Allah sebagai bruder, suster dan imam guna membantu umat Allah agar dapat hidup tetap setia, dan berkembang dalam iman menuju kepada kesucian kristiani sejati.

     Dalam Injil Yohanes yang sangat pendek hari ini kita peroleh ucapan Yesus ini: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan mereka mengikut Aku". Kita ini adalah domba-domba Yesus Gembala kita. Secara jujur kita kerapkali harus bertanya kepada diri kita masing-masing: Sejauh manakah kita ini sadar selalu hidup bersama dengan Kristus, Gembala kita? Apakah kita selalu peka mendengarkan suara-Nya di dalam hidup kita? Apabila Allah mengundang kita untuk melaksanakan suatu tugas, sebagai suatu komitmen menurut kedudukan kita sebagai orang yang sendirian, sebagai orang berkeluarga, sebagai bruder atau suster, ataupun sebagai imam, apakah kita ini siap dan bersedia untuk selalu melaksanakannya dengan setia?

     Memikirkan hal panggilan ini, kita diingatkan akan sejarah Paroki MBK kita ini. Inisiatif untuk mendirikan suatu paroki, yang kini disebut Paroki Maria Bunda Karmel atau Paroki Tomang, dimulai tahun 1972, atau 44 tahun yang lalu. Sekarang ini jumlah umat Paroki MBK ini sekitar 18.000 orang. Di antara 66 paroki di Keuskupan Agung Jakarta, jumlah umat Paroki MBK jatuh pada nomor empat. Kegembiraan inipun patut dikaitkan dengan fakta, bahwa pada tahun 1993 Paroki MBK "melahirkan" Paroki Maria Kusuma Karmel (MKK). Kita harus bersyukur kepada Tuhan atas anugerah pertambahan jumlah umat begitu besar di paroki kita. Di samping itu kita bersyukur juga atas kemampuan umat warga Paroki MBK untuk mencukupi diri sendiri dalam kebutuhan jasmani untuk dapat hidup, bergerak dan berkembang secara berdikari. Bahkan rela serta mampu ikut memikirkan dan membantu keperluan umat Allah di sejumlah Keuskupan, Paroki ataupun Lembaga lainnya. Mari kita beryukur kepada Tuhan atas kasih dan kerahiman-Nya lewat Paroki kita!

     Namun, di samping itu jangan sampai kita sendiri pun lupa akan kebutuhan paroki kita ini, yakni adanya kaum muda yang sadar, rela dan siap untuk menjawab panggilan Yesus, Sang Gembala, untuk menjadi imam sebagai gembala bagi umat-Nya, dan juga untuk merelakan diri hidup sebagai biarawan/bruder atau biarawati/suster untuk ikut melayani sesama umat Allah tanpa pamrih dan secara lebih total!

     Tuhan maharahim telah dan tetap memberikan anugerah-Nya penuh kasih secara cuma-cuma kepada kita. Ia sekaligus memanggil kita untuk ikut mengambil bagian dalam kerahiman-Nya kepada sesama kita, khususnya untuk melayani kebutuhan Gereja, yang telah didirikan-Nya. Paroki kita membutuhkan tenaga-tenaga pelayan gerejawi. Bukankah anugerah dan panggilan yang diberikan Allah secara cuma-cuma harus kita jawab dan kita terima secara rela dan cuma-cuma juga?

     Segenap kaum muda-mudi dan segenap orang tua terkasih, marilah kita sebagai domba-domba yang setia selalu mendengarkan suara Yesus, Gembala kita, yang telah menyerahkan hidup-Nya bagi kita. Marilah kita menjawab panggilan yang disampaikan kepada kita menurut kepekaan hati nurani kita masing-masing . Sebab merupakan salah satu bentuk pelaksanaan kesucian dan pelayanan kepada Gereja dan masyarakat atas dasar baptis kita.

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...